LAPORAN
PRAKTIKUM
PENYEHATAN TANAH DAN PENGOLAHAN SAMPAH PADAT B
“KUNJUNGAN
LAPANGAN TPA SUMOMPO SERTA ANALISISNYA”
DISUSUN
OLEH:
Kelompok
D. S1 Semester IV
Elvina Kadir Kiu.
Firmansyah Damopolii.
Frank Richard Makaraki.
Gerry A.P. Tiblola.
Ghea M. Mokodongan.
Gistariawati Nakii.
Grace Eunike Kristi.
Grifky Febian Lasatira.
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES
KEMENKES MANADO
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan
praktikum Penyehatan
Tanah Dan Pengolahan Sampah Padat ‘B Tentang
“Kunjungan
Lapangan TPA Sumompo serta Analisisnya” telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing dan
Instruktur.
Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Poltje D. Rumajar, SKM, M.Si Mokoginta
Jusran, SKM, M.KeNIP. NIP. 196007051981031003 NIP.
196303261986031003
Dosen Pembimbing III
Robinson
Pianaung, S.Pd, MPH
NIP. 196307091985031003
Instruktur
Instruktu
Junaidi
Maase, AMKL
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
yang Maha Esa, karena atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum PENYEHATAN TANAH DAN PENGOLAHAN SAMPAH PADAT B tentang “KUNJUNGAN
LAPANGAN TPA SUMOMPO SERTA ANALISISNYA”
dengan baik.
Kami juga tidak lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
praktek ini, khususnya bagi dosen Pembimbing,
Instruktur dan rekan-rekan mahasiswa. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Akhir kata kami
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Terima
Kasih.
Manado,
11 Februari 2015
Penyusun,
Kelompok D
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
1
B. Maksud dan Tujuan.................................................................................................
1
C. Waktu dan Tempat..................................................................................................
1
BAB II DASAR TEORI ................................................................................................... 2
BAB III ISI LAPORAN
A. Gambaran Umum....................................................................................................
4
B. Sarana dan Prasarana TPA Sumompo.....................................................................
5
C. Hasil ........................................................................................................................ 5
D. Analisis dan Evaluasi...............................................................................................
6
E. Dokumentasi ........................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam era Modern
ini banyak masalah-masalah yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup, sehingga
membuat bangsa Indonesia terhalangi untuk menjadi bangsa yang sejahtera. Salah
satu faktor penyebabnya adalah pembuangan limbah padat atau sampah. Terutama
sampah anorganik yang telah menjadi sampah yang berbahaya
dan sulit dikelola.
Sampah misalnya,
banyak orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya, seperti dipinggiran
kali, pinggir jalan, bahkan ditempat orang berbelanja bahan makanan yaitu
pasar. Tumpukan sampah menggunung dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hal
itu sangat mengganggu aktivitas orang-orang dipasar, tetapi sampah itu menumpuk
karena ulah orang-orang itu sendiri. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan
tujuan terakhir Sampah itu diangkut.
Menurut UU No 18
Tahun 2008, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik
adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan
pengelolaan khusus.
Banyak kasus
yang disebabkan oleh sampah apabila tidak
diolah secara benar dan tepat, contohnya saja gangguan bau yang menusuk dan
pemandangan (keindahan/kebersihan) yang menarik perhatian panca indera kita.
B.
Maksud dan
Tujuan
-
Tujuan
Umum
Mengamati dan menganalisa Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di Sumompo
-
Tujuan
Khusus
1)
Mengamati
dan menganalisa kehidupan disekitar TPA Sumompo
2)
Mengamati
dan menganalisa Volume Sampah pada TPA Sumompo
3)
Mengamati
dan menganalisa Pengolahan Sampah pada TPA Sumompo
C.
Waktu dan Tempat
Hari/
tanggal : Kamis, 05 February 2014
Waktu : 08.00
- Selesai
Tempat : TPA
Sumompo
BAB II
DASAR
TEORI
A.
Pengertian Sampah
Dalam
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sementara
menurut Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Tim Penulis
Penebar Swadaya dalam (Salipadang, 2011:6) menyatakan bahwa sampah adalah
“suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” Menurut Tandjung dalam (Alex,
2012:3) sampah merupakan “sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh
pemiliknya atau pemakai semula.” Alex (2012:4) menyimpulkan bahwa sampah adalah
“barang yang tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak berguna dan
barang yang sudah tidak diinginkan lagi.”
Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah material sisa yang
dibuang karena material tersebut dianggap tidak berharga sehingga tidak
digunakan lagi.
B. Pengelolaan Sistem Persampahan
Pengelolaan sampah didefinisikan
adalah semua kegiatan yang bersangkuta paut dengan pengendalian timbulnya
sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan
akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan,
ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan lainnya
yang erat kaitannya dengan respon masyarakat.
Menurut Undang-undang No. 18 Tahun
2008 pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Kegiatan pengurangan meliputi:
- Pembatasan timbulan sampah
- Pendauran ulang sampah, dan/atau
- pemanfaatan kembali sampah
C.
Pengangkutan
Sampah
Pengangkutan sampah dimaksudkan sebagai kegiatan operasi
dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampah ke
TPA atau TPST pada pengumpulan dengan pola individual langsung atau dari tempat
pemindahan (Transfer Depo, transfer station), penampungan sementara (TPS<
LPS, TPS 3R) atau tempat penampungan komunal sampai ke tempat pengolahan /
pembuangan akhir (TPA/TPST).
Permasalahan yang dihadapi dalam pengangkutan sampah adalah
sebagai berikut:
·
Penggunaan waktu kerja yang tidak
efisien;
·
Penggunaan kapasitas muat kendaraan
yang tidak tepat
·
Rute pengangkutan yang tidak efisien
·
Tingkah laku petugas
·
Aksesibilitas yang kurang baik.
A.
Pemilihan
Alat Angkut dan Alat Berat Persampahan
Komponen biaya terbesar dalam
pengelolaan sampah adalah penyediaan dan pengoperasian alat-alat berat dan
alat-alat angkut persampahan, mulai dari biaya pembelian, pengoperasian
(termasuk gaji operator, bahan bakar, dll), serta pemeliharaan (seperti
mekanik, spare parts, dll).
Ketidakcocokan dalam pemlihan alat-alat
angkut untuk persamapah, kurang baiknya pemeliharaan dan kurang terlatihnya
operator dalam mengoperasikan alat angkut dapat menimbulkan terjadinya
kerusakan-kerusakan pada alat tersebut sehingg kesediaan alat angkut yang
beroperasi menadi sangat rendah dan menimbulakan biaya-biaya untuk perbaikan.
Oleh karena itu penting untuk mengetahui pemilihan dan cara pengoperasian yang
benar untuk alat-alat angkut persampahan.
Faktor-faktor yang menentukan
pemilihan alat angkutan adalah:
1. Banyaknya timbulan sampah yang akan ditangani
2. Pola pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan sampah
3. Jenis, lebar, serta kondisi kualitas jalan yang akan dilalui
4. Fasilitas yang dimiliki TPS
5. Dana yang tersedia sehubungan dengan Harga Unit Alat Angkut
6. Rencana pengelolaan persampahan jangka panjang.
B.
Penanganan
Sampah
Penanganan sampah di sumbernya, yang meliputi
pemisahan/sortasi, penyimpanan, dan pengolahan, merupakan tahap kedua dalam
kegiatan pengelolaan karakteristik sampah. Karena tahap ini dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik sampah, kesehatan masyarakat,
serta sikap masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah, maka sangatlah
penting untuk memahami bagaimana sebaiknya kegiatan penanganan sampah on-site
dilakukan.
Berdasarkan SNI 03-3243-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan
Sampah Permukiman, maka teknis operasional penanganan sampah di sumber
meliputi:
1.
Menerapkan pemilihan sampah organik
dan non-organik
2.
Menerapkan teknik 3R (reduce, reuse,
recycle) di sumber dan TPS
C.
Pemrosesan Akhir
Sampah
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan
tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan
perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
Di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses penimbunan
sampah, tetapi juga wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan sampah
di lokasi TPA, yaitu (Litbang PU, 2009):
1.
Pemilahan sampah
2.
Daur ulang sampah non-hayati
(an-organik)
3.
Pengomposan sampah hayati (organik)
4.
Pengurugan/penimbunan sampah residu
dari proses di atas di lokasi pengurangan atau penimbunan (landfill).
A.
Rehabilitasi dan
Penutupan TPA
Sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, secara tegas telah dinyatakan bahwa metode
pemrosesan akhir sampah harus dilakukan secara sanitary landfill untuk
kota besar/metropolitan dan controlled landfill untuk kota sedang/kecil.
Degan demikian maka TPA yang selama ini masih dioperasikan dengan metode open
dumping harus dihentikan. Pilihannya apakah TPA tersebut direncanakan akan
ditutup secara permanen dan atau akan direvitalisasi sebagai lahan pengurugan
sampah kembali.
Penutupan TPA dapat dilakukan apabila TPA tersebut telah
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
TPA telah penuh dan tidak mungkin
diperluas
2.
Keberadaan TPA sudah tidak sesuai
lagi dengan RTRW/RTRK
Revitalisasi TPA dapat dilakukan bila TPA tersebut memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1.
TPA telah menibulkan masalah
lingkungan
2.
TPA mengalami bencana dan masih
layak secara teknis untuk digunakan
3.
Pemerintah kota/kabupaten sulit
mendapat calon lahan pengembangan TPA baru
4.
Kondisi TPA masih memungkinkan untuk
direhabilitasi
5.
TPA masih dapat dioperasikan dalam
jangka waktu minimal 5 tahun
6.
Memiliki luas lebih dari 2 Ha.
7.
Peruntukan TPA masih sesuai dengan
RTRW
8.
Kesediaan pengelola dan Pemerintah
Daerah untuk mengoperasikan TPA secara controlled landfill/sanitary landfill,
dll.
BAB III
HASIL PRATIKUM
Sesuai dengan tujuan praktikum, maka
kami mengumpulkan data dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara terhadap
narasumber yang terkait yaitu pekerja.
Berdasarkan
hasil pengamatan dan analisis, kami dapat diketahui bahwa ternyata selama
ini sampah di tempat pembuangan akhir itu tidak hanya ditumpuk begitu
saja tapi ada sebagian masyarakat serta adanya pengelolaan sampah secara sederhana
sehingga telah berusaha mengolah sampah menjadi lebih berguna dengan
menggunakan teknologi yang disebut sistem landfill, dan dari penelitian
ini kami mengetahui bahwa sampah memiliki dampak positif juga negative.
Dari hasil
wawancara kami diketahui bahwa warga yang tinggal disekitar TPA sudah terbiasa
dengan kondisi gunangan sampah sehingga mereka tidak menyadari bahaya sampah
tersebut bagi kesehatan mereka. Dampak positifnya yaitu warga disekitar
TPA termasuk para pemulung menjadikan sampah sebagai mata pencaharian
mereka untuk dijual kepada para pengepul. Dari hasil pengamatan kami yang
berkaitan dengan tujuan, apabila tidak diolah sebagaimana mestinya dan banyak
orang yang menyepelekannya. Sedangkan sampah menguntungkan dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi apabila diolah dengan baik dan benar.
A.
Gambaran Umum
1.
TPA Sumompo berada di Desa Sumompo kecamatan
Tuminting yang mulai dioperasikan tahun 2007 dengan umur rencana 20 Tahun
2.
Metoda yang diterapkan Sistem Open dumping,
sanitary landfill.
3.
Luas lahan TPA 6 ha dan jenis tanah permukaan yaitu
lempung berpasir dengan kedalaman air tanah lebih dari 5 meter
4.
Lahan TPA tersebut berupa daerah lembah/jurang dengan
kedalaman rata-rata 10 meter dan jarak dengan permukiman penduduk ± 300 m.
5.
Sampai saat ini, TPA Taas (Sumompo) hanya melayani
sampah Provinsi.
B.
Sarana dan
Prasarana TPA Sumompo
1.
Kondisi Jalan yang menuju ke TPA sekarang sudah baik
dan bagus
2.
Terdapat 2 unit buldozer yang beroperasikan
3.
Drainase kurang memadai/kurang bagus
4.
Lebih dari 5 unit mobil pengangkut
5.
Tempat penimbunan sampah atau lokasi
C. Hasil.
1.
Jumlah kendaraan merupakan jumlah dump truck yang
masuk ke TPA setiap hari sebanyak 5 unit. Volume sampah yang masuk ke TPA
Sumompo rata-rata adalah 2.700/hari (Vieta Amelia Rohmatin, Dkk, 2012)
2.
Komposisi sampah kandungan terbesar adalah sampah organik
mudah terurai, yaitu sebesar 1.750 m3. Selanjutnya sampah anorganik
meliputi kertas 205 m3, kaca 21 m3 dan plastik sebesar 725
m3 (Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Manado 2012).
3.
Jumlah Pekerja Lebih dari 20 orang yaitu : kantor 2
orang, dan lainnya sebagai operator Buldozer (2 orang) serta, Pengangkut sampah
dengan kendaraan (16 orang).
1.
Mengacu pada target , maka tingkat pelayanan sampah tercapai
pelayanan sampah sebesar 22 %.
Luas Areal = 6 Ha : 1 Ha = 100 x 100 =
10.000 m2
= 6 x 10.000 = 60.000 m2
1 m3 = 0.1 m2 = 0.01
Produksi sampah/Hari = 2700
1 tahun = 365 hari
jadi,
sampah akan mengalami peningkatan setiap Hari
2200
Jadi,
Sampah
yang ada di TPA Sumompo akan Penuh, dengan perkiraan 6 tahun kemudian. Dihitung
mulai dari tahun 2013
a.
Analisis komponen TPA
1.
Sarana
Prasarana TPA : Papan nama, Jalan akses, drainase
2.
Sampah
ditimbun dengan penanganan : perataan, pemadatan, penanganan lindi, biogas, kompos,
serta pembakaran (Incenerator).
3.
Tanah
dasar berupa lempung berpasir
b.
Hasil
Perhitungan
1.
Lindi
a)
Estimasi
produksi lindi per hari adalah106,6 m ³, lindi ini akan diolah dengan 3 unit
Kolam stabilisasi, masing-masing unit terdiri dari Kolam aerobik dan Kolam
fakultatif tersusun seri.
Lindi yg keluar,
1 menit 15 detik = 1 liter
24 jam = 1440
menit + (15x60)
1440
+ 900 = 2340 menit/L = 2,34 m3/Hari
b)
Dimensi
Pipa lindi yang digunakan bervariasi yaitu 2,3,4,5,6 dan 10 in
2.
Gas
(CH4 dan CO2)
a)
Estimasi
produksi gas adalah 26,123,011 m³. Teknis penanganan gas adalah dengan flaring.
b)
Pipa
ventilasi gas yang digunakan yaitu pada 4 titik lokasi dengan jarak rata-rata
± 10 m.
3.
Drainase
a)
Drainase
tahap 1 ketika penimbunan tahap 1 beroperasi.
b)
Drainase
tahap 2 tidak beroperasi dengan baik
a.
Evaluasi Kondisi
terhadap Controlled Landfill
1.
Tindak
Lanjut untuk prasarana TPA
a)
Perlu
penambahan informasi pada papan nama TPA
b)
Perlu
pengadaan pagar, jalan operasi, kantor, alat berat, fasilitas MCK, penyediaan
air bersih dan listrik.
2.
Tindak
Lanjut Proteksi Terhadap Lingkungan
a)
Perlu
pembangunan drainase, pelapisan dasar (liner dasar), sarana pengolah lindi,
sumur pemantau dan ventilasi gas
3.
Tindak
Lanjut Pengoperasian
a)
Perlu
pengadaan alat berat (bulldozer) dan tanah penutup.
4.
Tindak
Lanjut Sumber Daya Manusia (SDM)
a)
Perlu
pengadaan SDM : Ass. Pengontrol TPA (Pengawas Operasi), Petugas Registrasi, Supir
alat berat, teknisi dan satpam.
E.
Dokumentasi
1)Pengoperasian 2)Truk
Pengangkut
Ket
1)
= Alat Berat
sedang beroperasi
2)
= Truk Pengangkut baru tiba dan sementara mau di
timbang
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dalam
era Modern ini banyak masalah-masalah yang menyebabkan rusaknya lingkungan
hidup, sehingga membuat bangsa Indonesia terhalangi untuk menjadi bangsa yang
sejahtera. Salah satu faktor penyebabnya adalah pembuangan limbah padat atau
sampah. Terutama sampah anorganik yang telah menjadi sampah yang berbahaya
dan sulit dikelola.
2.
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan
sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
3.
Pengelolaan
sampah menuju controlled landfill dapat dilaksanakan di TPA Sumompo,
menyesuaikan dengan ketersediaan dana dan peningkatan kualitas.
4.
Pengaturan
areal penimbunan dilakukan dengan membagi penimbunan menjadi dua tahap,
kapasitas total lahan 60.000 m³.
5.
Estimasi
total timbulan gas yang dihasilkan sampah TPA Sumompo adalah 26,123,011 m³,
teknis penanganan gas adalah dengan flaring.
B.
Saran
1. Perlu dilakukan
studi pengembangan TPA dengan metode controlled landfill termasuk Detail
Engineering Design.
2.
Perlu
dilakukan kajian kelembagaan persampahan lebih lanjut terkait
3.
Dengan
perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja menurut PP No. 41 tahun 2007.
4.
Menyusun
kelembagaan TPA sebagai pengelola operasional TPA secara khusus sesuai dengan
NSPM Persampahan (2007), yaitu terdiri dari Kepala TPA, Pengawas operasi,
Petugas registrasi, Teknisi, Sopir Alat berat dan Satpam.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. 2012.Sukses Mengolah Sampah Organik
Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Salipadang, Joseph Crhistian. 2011. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah Kota
Makassar Dengan Metode Penyelesaian Vehicle Routing Problem (VRP) (Studi
Kasus: Kecamatan Mamajang). Makassar: Skripsi pada Universitas Hasanuddin.
Rofihendra,
2005. Evaluasi sistem pemrosesan akhir sampah di TPA
Ladang laweh kabupaten padang pariaman menuju Controlled landfill
Slamet, J.
S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press.
http://www.sanitasi.net/.pedoman-Persampahan
http://pandapinter.blogspot.com/2014/03/contoh-laporan-penelitian-sampah
http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2006/jun_19/kota01.html
Untuk menunjang produktifitas dan managemen pengolahan sampah
ReplyDeleteKami melayani pembuatan jembatan timbang.
hub 087812575858 tlp/fax 031-8970991 www.servistimbangan.co.id
panjang 6 meter IWF 400 X IWF 200 max 30 Ton Rp 100 juta,
9 meter IWF 600 x IWF 200 max 60 Ton 140 juta,
12 meter IWF 600 x IWF 200 max 60 Ton 160 juta.
kusus heavy duty 12 meter IWF 600 x IWF 250 plat 12 mm max 80 Ton 200 juta.