Saturday, September 3, 2016

Makalah Hubungan Air dengan Kesehatan



MAKALAH PENYEHATAN AIR - A
Tentang
(Hubungan Air dengan Kesehatan)
“Waterborne Disease, Water Based Disease, Water Washed Disease, Water Related Insect Vector”



DISUSUN OLEH :
Grifky Febian Lasatira
NIM. 711335113020

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2015




KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tentang  Hubungan Air dengan Kesehatan.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi kriteria penilaian tugas kuliah Penyehatan Air “A”. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membantu pembaca serta pelajar-pelajar sebagai tolak ukur bagaimana kita dapat mengetahui tentang Dampak dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan air yang ada di lingkungan sekitar kita.
Mungkin Makalah ini masih jauh menuju kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritikan dari pembaca saya harapkan, guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini dikemudian hari.





                                                                                        Manado, 19 Februari 2015
                                                                                          PENYUSUN


                       Grifky Febian Lasatira





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

  
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………....1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C.     Tujuan ………………………………………………...…………….........2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Waterborne Disease………………………………………………………3
B.     Water Based Disease…………………………………………..….……....5
C.     Water Washed Disease……………………………………………………7
D.    Water Related Insect Vector……………………………………………...9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan……………………………………………..………………..11
B.     Saran……………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...12

  



BAB I
PENDAHULUAN

       A.    Latar Belakang
Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif dan kuantitatif dapat dipenuhi. Penggunaan air  yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan (Ricki. M. Mulia, 2005). Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular (PTM). Penyakit menular umumnya disebabkan oleh makhluk hidup; sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan disebabkan oleh makhluk hidup. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai aquatic host. Hospes akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua, yaitu: Water multiplied (Skistosomiasis, Disebabkan oleh vektor keong), dan Not multiplied (Penyakit cacing Guinea dan fish tape worm, Disebabkan oleh vektor cyclop).

      B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Waterborne Diseases ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Water Based Diseases ?
3.      Apa yang dimaksud dengan Water Washed Diseases ?
4.      Apa yang dimaksud dengan Water Related Insect Vector ?


     C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui dan memahami Waterborne Diseases.
2.      Untuk Mengetahui dan memahami Water Based Diseases.
3.      Untuk Mengetahui dan memahami Water Washed Diseases.
4.      Untuk Mengetahui dan memahami Related Insect Vector.



















BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Waterborne Diseases
Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases). Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakit/agent. Dalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Menurut Center for Disease Control and Prevention dikatakan bahwa setiap tahunnya diperkirakan terjadi empat juta lebih kasus kejadian diare. Penyakit ini adalah suatu penyakit bawaan air yang mengakibatkan kematian sekitar dua juta orang, terutama pada anak-anak. Itu hanya kematian akibat diare saja. Belum termasuk berbagao penyakit bawaan air (Waterborne disease) lainnya. Menurut slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia diantaranya:
1.      Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit Cholera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Masa tunasnya berkisar beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.
2.      Typhus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah bakteri Salmonella typi. Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit mengandung bakteri tersebut masuk ke badan air maka bakteri ini tetap hidup beberapa hari sebelum mati,. Bila air tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan masuk lagi ke usus manusia dan akan berkembang hingga dapat menyebabkan penyakit. Jadi air berfungsi sebagai media penyebar penyakit.
3.      Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A. gejala utam adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sklera mata menjadi kuning oleh karena itu orang awam menyebut Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.
4.      Dysentry Amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur dengandarah dan lendir.
Ada beberapa penyakit bawaan air dan penyebabnya
Penyebab
Penyakit
Virus
Rota virus
Diare, terutama pada anak
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Poliomyelitis
Bakteri
Vibrio cholerae
Cholera
Escherichia coli
Diare/ disentri
Salmonella typi
Typhus abdominale

Salmonella paratyphi
Paratyphus
Shigella dysenteriae
dysentri
Protozoa
Entaamoeba histolytica
Dysentri amoeba
Balantidia coli
Balantidiasis
Giardia Lamblia
Giardiasi

      B.     Water Based Disease
Water based disease yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara atau agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai Intermediate host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.
Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit infeksi parasit pada manusia yang menyebab luas di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan schistosomiasis menempati 40% dari keseluruhan penyakit di daerah tropis. Penyebaran schistosomiasis sangat luas di daerah tropis maupun subtropis. Diperkirakan penyakit ini menginfeksi 200-300 juta orang pada 79 negara dan sebanyak 600 juta orang mempunyai resiko terinfeksi. Penyakit ini menyebar dan sangat penting di Cina, Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Di indonesia schistosomiasis pada manusia hanya ditemukan didaerah dataran tinggi Lembah Napu (desa Wuasa, Maholo, Winowanga, Alitupu, dan Watumaeta) dan Danau Lindu (desa Anca, Langko, Tomado, dan Puroo), Sulawesi Tengah yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japanicum dengan induk semang antara Oncomelania hupensis lindonensis.
Penularan Schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air menemukan inang definitif, dengan kata lain transmisi penyakit Schistosomiasis pada manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah mengandung larva serkaria dari Schistosoma. Telur Schistosoma dikeluarkan melalui feses manusia (S. mansoni dan S. japanicum) atau urin (S. haematobium). Telur akan menetas di air dan berubah menjadi larva yang disebut mirasidium yang akan menginfeksi siput sebagai inang antara. Larva selanjutnya berkembang di dalam tubuh siput dan dikeluarkan sebagai serkaria. Larva ini dapat berenang dan mampu untuk menembus ke dalam lapisan kulit inang defenitif. Setelah penetrasi ke dalam kulit, serkaria mengalami perkembangan dan bermigrasi menuju hati. Setelah itu kembali bermigrasi melalui pembuluh darah vena menuju usus besar (S. mansoni dan S. japanicum) atau vesika urinaria (S. haematobium) dimana di sana cacing akan tumbuh menjadi dewasa, kawin, dan bertelur. Sumber utama penularan S. haematobium adalah anak kecil terinfeksi yang buamg air kecil di perairan, sedangkan S. mansoni dan S. japanicum sumber utamanya adalah kontaminasi feses hewan/manusia yang terbawa air.
Infeksi Schistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum seperti gejala keracunan, demam, disentri, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, gejala saraf, kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Sedangkan pada penderita yang sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati dan limpa serta sirosis hati yang umumnya berakhir dengan kematian.
      C.    Water Washed Disease
Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:
1.      Infeksi melalui alat pencernaan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan, diantaranya : penyakit infeksi saluran pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare. Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air (Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water washed).  Contoh penyakit ini adalah cholera, thypoid dan Dysentry basiller. Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan, minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan.
2.      Infeksi melalui kulit dan mata. Infeksi kulit disebabkan oleh bakteri dan jamur sering ditemukan pada penduduk didaerah iklim tropis seperti Indonesia. Seperti penyakit skabies dan trakhoma.
a.       Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) mudah menular dari hewan kepada manusia. Meskipun reaksi yang timbul dari penyakit ini tidak terlalu parah, namun gejala klinik yang ditimbulkan sangat mengganggu ketenangan penderita. Penularan dari hewan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung (karena kedekatan) bisa juga melalui media transmisi air, ketika kita sedang memandikan anjing atau hewan yang infektif saat itu juga air sebagai perantara penularan.
b.      Trachoma (Yunani Kuno: "mata kasar") adalah penyakit mata menular, dan penyebab utama kebutaan menular di dunia. Secara global, 84 juta orang menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang tunanetra sebagai akibat dari penyakit ini. Secara global hasil penyakit ini dalam cacat cukup. Bakteri ini memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari, setelah itu pengalaman individu yang terkena gejala konjungtivitis, atau iritasi mirip dengan "mata merah muda." Membutakan hasil trachoma endemik dari beberapa episode reinfeksi yang mempertahankan peradangan intens dalam konjungtiva. Tanpa reinfeksi, peradangan secara bertahap akan mereda. Membutakan trachoma endemik terjadi di daerah dengan kebersihan pribadi dan keluarga miskin. Banyak faktor yang tidak langsung terkait dengan keberadaan trachoma termasuk kekurangan air, tidak adanya jamban atau toilet, kemiskinan secara umum, lalat, dekat dengan sapi, berkerumun dan sebagainya. Namun, jalur akhir yang umum tampaknya kehadiran wajah kotor pada anak-anak yang memfasilitasi pertukaran sering debit mata terinfeksi dari wajah satu anak yang lain. Transmisi yang paling trachoma terjadi dalam keluarga.
      D.    Water Related Insect Vector
Water Related Insect Vector adalah Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow fever). Insekta demikian disebut sebagai vektor penyakit. Beberapa penyakit yang disebarkan vektor penyakit diantaranya antara lain:
1.      Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah atau Elephantiasis. Penyebabnya adalah cacing bulat yang kecil, disebut Filaria. Sebagai pembawa atau vektor penyakit ini adalah nyamuk jenis Culex fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan menjadi Reservoir cacing Filaria. Larva cacing Filaria akan menuju ke peredaran darah periferi pada malam hari sehingga kalau penderita digigit nyamuk, maka nyamuk tersebut akan membawa larva Filaria atau Mikrofilaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan memindahkan mikrofilaria kepada korban baru. Selanjutnya mikrofilaria tersebut akan mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran limfatik sehingga mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya sehingga kemudian terjadi pembengkakan yang semakin lama semakin membesar dan mengeras.
2.      Penyakit Demam berdarah disebut juga Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) karena disertai gejala demamdan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar diantara masyarakat melalui vektor berupa nyamuk Aedes aegypti betina yang infektif virus Dengue. Nyamuk ini suka bersarang di air yang bersih.
Cara pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a.       Penyakit infeksi melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang sampah tidak di sembarang tempat.
b.   Penyakit infeksi yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk dan lainnya, secara sembarangan.
c.       Penyakit infeksi lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.



BAB III
PENUTUP

      A.    Kesimpulan
Penggunaan air  yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan (Ricki. M. Mulia, 2005). Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular (PTM). Seperti Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases) contohnya cholera, thypus, dysentri, diare, dan hepatitis, penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara (water based disease) atau agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai Intermediate host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis. Kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan (water washed disease). Penularan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow fever) (water related insect vector).
      B.     Saran
1.      Makalah ini dibuat agar kita dapat memahami pentingnya masalh air dalam kehidupan kita.
2.      Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan penggunaan air, kualitas badan air harus tetap dijaga sesuai dengan baku mutu air.



DAFTAR PUSTAKA

Akbar Patricia, Water Washed Disease, Bandung: 2012.
Chandra Budiman, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC, 2006
Farida Nur, Me and Global Environment, Jakarta: Kompas Gramedia Building, 2007.
Mulia. Ricki M, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: UIEU-University Press, 2005
News-medical.net/health/What-is-Trachoma-Indonesian.
Nulianitia.blogspot.com/penyakit-infeksi.html, 2013.
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22139/4/Chapter20II
Slamet, Juli S. Kesehatan Lingkungan, Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2002.
Soeharsono, ZOONOSIS Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia, Jogjakarta: Kanisius, 2002.
Wicaksono Ardilssunu, Schistosomiasis, Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2010.