Monday, October 14, 2013

Contoh cara membuat laporan praktikum pemeriksaan Bentos


LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
Tentang
“Pemeriksaan Sampel Plankton, dan Bentos”

Disusun Oleh : Kelompok D
Tingkat 1 S1 Kelas A
Grifky Lasatira
Gerry Tiblola
Tiur Sinaga S.
Stevi M. Pamikiran
Spiken S. Essing
Yunita Budiman
Roghaya Astried Mamonto
Siti Khumairah Paputungan
Rizky N. Y. Ta’au

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013


LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktek Ekologi “Pemeriksaan Sampel Plankton dan Bentostelah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.


Mengetahui

Dosen Pembimbing  I





Elne Vieke Rambi,S.Pd,M.Si
NIP.197108092003122001







Dosen Pembimbing II                                                             Dosen Pembimbing III





Joy V. Sambuaga,SKM,M.Sc                                                 Steven J. Soenjono, SKM, M.Sc 
NIP. 197909072001121004                                                    NIP. 197709222002121001
                                                           


Instruktur I                                    Instruktur II                                    Instruktur III






   Nancy M. Lontoh, SST                  Cheny. Pakasi,AMKL          Mega Pratiwi Adam,AMKL             
NIP. 197711072002122002                                                   
i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil praktek tentang “Pemeriksaan Sampel Plankton dan Bentos” ini dengan baik.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan praktek ini, khususnya bagi dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.







                                                                                                 Manado, 04 Oktober 2013
    Penyusun



                                                                                                              Kelompok D






ii
DAFTAR ISI


LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ .ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B.     Maksud dan Tujuan ........................................................................................................... 1
C.     Waktu dan Lokasi ............................................................................................................. 1
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................ 2
BAB III HASIL KEGIATAN PRAKTEK
A.    Alat dan Bahan ................................................................................................................. 7
B.     Prosedur Kerja ................................................................................................................... 7
C.     Hasil Kerja ......................................................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP................................................................................................................10
A.    Kesimpulan ……………………………………………………………………………...10
B.     Saran .................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11














iii
       BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pelaksanaan praktek menambah ilmu pengetahuan dalam dunia kesehatan lingkungan untuk meningkatkan mutu suatu kualitas sebagai tenaga sanitasi untuk menjadi sumber daya yang handal dan professional. Praktek pemeriksaan plankton dan bentos ini sangat penting untuk dapat membantu kita dalam menambah pengetahuan tentang plankton dan bentos dalam hubungannya dengan kesehatan lingkungan. Juga Dapat mengetahui Bagaimana Bentuk Dari Plankton dan Bentos yang ada pada sungai Malendeng, dan Apakah Sungai Tersebut dapat di Gunakan atau sudah tercemar.


B.     Maksud dan Tujuan
Tujuan praktek ini agar mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang bentuk-bentuk dari plankton, dan bentos. Serta dapat lebih menambah wawasan dalam bidang lingkungan.


C.    Waktu dan Lokasi
Hari/tanggal    :           Rabu, 02 Oktober 2013
Waktu             :           08.00 WITA-selesai
Tempat            :           Lab.Mikrobiologi,Parasitologi Lingkungan







1
BAB II
DASAR TEORI

·         Pengertian Plankton

Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya, mengaoung, mengambang, atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus.
Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus air, contohnya : ikan, cumi – cumi, paus, dll. 

·         Penggolongan Plankton
Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori, yaitu:
A.    Berdasarkan Fungsi
Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a.       Fitoplankton
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.

b.   Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain.
skopepod (copepod), eufausid(euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat(chaetognath)


2
c.   Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem laut mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.

d.   Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua tahun lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
2. Berdasarkan Ukuran
Ukuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil kingga yang besar. Dulu orang menggolongkan plankton dalam tiga kategori berdasarkan ukurannya, yakni:
a.  Plankton jaring (netplankton): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
b. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;
c. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.

Kini, dengan kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini banyak diacu orang.









3

a.       Megaplankton (20-200 cm)
Ada juga yang menyebutnya megaloplankton. Banyak ubur-­ubur termasuk dalam golongan ini. Ubur-ubur Schyphomedusa, misalnya bisa mempunyai ukuran diameter payungnya sampai lebih dari satu meter, sedangkan umbai-umbai tentakelnya bisa sampai beberapa meterpajangnya. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah ubur-ubur Cyanea arctica yang payungnya bisa berdiameter lebih duameter dan dengan panjang tentake130 m lebih .
b. Makroplankton (2-20 cm)
Contohnya adalah eufausid, sergestid, pteropod. Larva ikan banyak pula termasuk dalam golongan ini.
c. Mesoplankton (0,2-20 mm)
Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti kopepod, amfipod, ostrakod, kaetognat. Ada juga beberapa fitoplankton yang berukuran besar masuk dalam golongan ini seperti Noctiluca.
3. Berdasarkan Daur Hidupnya
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :
a.       Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.
b.   Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
c.   Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
4. Berdasarkan Sebaran Horizontal
Plankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi:





4

a.       Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuksampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar.
b.       Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.
5. Berdasarkan Sebaran Vertikal
Plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi:
a.       Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium(Gambar 10.), yang merupakan sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.
b.       Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, padakedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuranplankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudahsangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton,yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudahtidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton.Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikalsampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid jugabanyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia,Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukanmigrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.





5


c.       Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton(bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.
Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompokkaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.

·         Pengertian Bentos

Bentos adalah organic yang hidup di dasar perairan (substrat) baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Contohnya : kerang, teripang, bintang laut, karang, dll. Bentos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos.Organisme yang termasuk makrobentos diantaranya adalah: Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Klasifikasi benthos menurut ukurannya : Makrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod, anthozoa, echinodermata, sponge, ascidian, and organic. Meiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0.1 – 1 mm, contohnya polychaete, pelecypoda, organic, ostracoda, cumaceans, rganic, turbellaria, dan foraminifera. Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bacteri, diatom, organic, amoeba, dan lainnya

Makrobentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutriendi dasar perairan. Montagna et all. (1989) menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran organi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
komunitas bentos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile). Hewan bentos yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan.  
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai organik lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor orrganik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Adapun organik abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard and Moreau, 1987);APHA, 1992). Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan sepertidalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organic yang memasuki perairan(Lind, 1985).



6
BAB III
ISI LAPORAN

A.    Alat dan Bahan :
·          Mikroskop
·         Lup ( Kaca Pembesar )
·         Pinset
·         Sampel Plankton dan Bentos yang Sudah Diawetkan
·          Kaca Objek ( Objec Glass )
·         Sarung Tangan 
·         Masker
·         Lugol

B.     Prosedur Kerja
·         Plankton :
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Gunakan sarung tangan
3.      Gunakan Pipet untuk mengambil cairan plankton yang ada di botol sampel Plankton
4.      Teteskan cairan tersebut sebanyak 5 tetes ke objec glass
5.      Kemudian ambil lugol dan teteskan sebanyak 1 tetes
6.      Kemudian lakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 kali.
·         Bentos :
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Menggunakan sarung tangan
3.      Gunakan Pinset dan Lup untuk memeriksa bentos yang sudah di awetkan terlebih dahulu
4.      Dan lakukan pencarian bentos.







7
C.    Hasil Kerja


a.    
Bentos

Ket : Pemeriksaan Bentos menggunakan Pinset dan Lup









8

b. Plankton
Ket : Pemeriksaan Plankton Menggunakan Mikroskop

Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan Kedua
Dan
Pencocokan dengan Plankton yang sudah di Bukukan






9
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari hasil kegiatan praktek Ekologi Lingkungan tentang “Pemeriksaan Sampel Plankton, dan Bentos” kita bisa memahami tentang bentuk struktur tubuh Plankton dan Bentos meskipun dalam pemeriksaan tersebut tidak ditemukan bentos dan kita juga lebih mengetahui macam-macam Plankton dan Bentos. Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa sungai malendeng sudah tercemar karena tidak di temukan bentos dan Plankton yang hidup di tempat itu ( sungai malendeng ) Hanya ada satu ataupun dua spesies yang bisa bertahan hidup. Kami juga dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaa sampel yang baik dan cara mengidentifikasi sampel tersebut.

B.Saran
Kiranya melalui praktek ini seluruh mahasiswa mampuh untuk menerapkan di waktu yang akan datang guna kepentingan pendidikan dan lingkungan. Diharapkan pula kepada seluruh mahasiswa kiranya mampuh bekerjasama dengan baik untuk praktek serta penyusunan laporan. Dan disarankan pula kepada seluruh mahasiswa untuk mengambil bagian dalam kebersihan dan perawatan alat-alat yang digunakan dalam praktek.











10
DAFTAR PUSTAKA

PROPOSAL BIOLOGI (ZOOLOGY) BENTOS | duniabiologisaja.blogspot.com
Sebagian di Ambil dari Laporan Praktikum “pengambilan sampel plankton dan bentos”























11

No comments:

Post a Comment