MAKALAH
PENYEHATAN AIR - A
Tentang
(Hubungan Air dengan Kesehatan)
“Waterborne
Disease, Water Based Disease, Water Washed Disease, Water Related Insect
Vector”
DISUSUN OLEH :
Grifky
Febian Lasatira
NIM. 711335113020
KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tentang Hubungan
Air dengan Kesehatan.
Tujuan
pembuatan makalah ini untuk memenuhi kriteria penilaian tugas kuliah Penyehatan
Air “A”. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membantu pembaca serta
pelajar-pelajar sebagai tolak ukur bagaimana kita dapat mengetahui tentang
Dampak dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan air yang ada di lingkungan
sekitar kita.
Mungkin
Makalah ini masih jauh menuju kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritikan dari pembaca saya harapkan, guna memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini dikemudian hari.
Manado,
19 Februari 2015
PENYUSUN
Grifky Febian Lasatira
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………..ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1
C. Tujuan ………………………………………………...…………….........2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Waterborne Disease………………………………………………………3
B. Water Based Disease…………………………………………..….……....5
C. Water Washed Disease……………………………………………………7
D. Water Related Insect Vector……………………………………………...9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………..………………..11
B. Saran……………………………………………………………………..11
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………...12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehidupan
manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif dan
kuantitatif dapat dipenuhi. Penggunaan air
yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya gangguan
kesehatan (Ricki. M. Mulia, 2005). Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa
penyakit menular (PM) maupun penyakit tidak menular (PTM). Penyakit menular
umumnya disebabkan oleh makhluk hidup; sedangkan penyakit tidak menular umumnya
bukan disebabkan oleh makhluk hidup. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui
air ini di dalam penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa disebut
sebagai aquatic host. Hospes akuatik
tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya dalam air terbagi menjadi dua,
yaitu: Water multiplied (Skistosomiasis,
Disebabkan oleh vektor keong), dan Not
multiplied (Penyakit cacing Guinea dan fish
tape worm, Disebabkan oleh vektor cyclop).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Waterborne Diseases ?
2. Apa
yang dimaksud dengan Water Based Diseases ?
3. Apa
yang dimaksud dengan Water Washed Diseases ?
4. Apa
yang dimaksud dengan Water Related Insect Vector ?
C.
Tujuan
1. Untuk
Mengetahui dan memahami Waterborne Diseases.
2. Untuk
Mengetahui dan memahami Water Based Diseases.
3. Untuk
Mengetahui dan memahami Water Washed Diseases.
4. Untuk
Mengetahui dan memahami Related Insect Vector.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Waterborne
Diseases
Penyakit menular
yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit
bawaan air (waterborne diseases). Hal
ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya
bibit penyakit/agent. Dalam mekanisme
ini, kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Menurut Center for Disease Control and Prevention
dikatakan bahwa setiap tahunnya diperkirakan terjadi empat juta lebih kasus
kejadian diare. Penyakit ini adalah suatu penyakit bawaan air yang
mengakibatkan kematian sekitar dua juta orang, terutama pada anak-anak. Itu hanya
kematian akibat diare saja. Belum termasuk berbagao penyakit bawaan air (Waterborne disease) lainnya. Menurut
slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia
diantaranya:
1. Cholera
adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit Cholera disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholerae. Masa
tunasnya berkisar beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya adalah
muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala khasnya adalah tinja yang menyerupai air
cucian beras.
2. Typhus abdominalis
juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah
bakteri Salmonella typi. Gejala
utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun,
terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu
usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit
mengandung bakteri tersebut masuk ke badan air maka bakteri ini tetap hidup
beberapa hari sebelum mati,. Bila air tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan masuk lagi
ke usus manusia dan akan berkembang hingga dapat menyebabkan penyakit. Jadi air
berfungsi sebagai media penyebar penyakit.
3. Hepatitis A
disebabkan oleh virus Hepatitis A.
gejala utam adalah demam akut, dengan perasaan mual dan muntah, hati
membengkak, dan sklera mata menjadi kuning oleh karena itu orang awam menyebut
Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.
4. Dysentry Amoeba
disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba
hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur dengandarah dan
lendir.
Ada beberapa penyakit
bawaan air dan penyebabnya
Penyebab
|
Penyakit
|
|
Virus
|
Rota
virus
|
Diare,
terutama pada anak
|
Virus
Hepatitis A
|
Hepatitis
A
|
|
Virus
Poliomyelitis
|
Poliomyelitis
|
|
Bakteri
|
Vibrio
cholerae
|
Cholera
|
Escherichia
coli
|
Diare/
disentri
|
|
Salmonella
typi
|
Typhus
abdominale
|
|
Salmonella
paratyphi
|
Paratyphus
|
|
Shigella
dysenteriae
|
dysentri
|
|
Protozoa
|
Entaamoeba
histolytica
|
Dysentri
amoeba
|
Balantidia
coli
|
Balantidiasis
|
|
Giardia
Lamblia
|
Giardiasi
|
B.
Water
Based Disease
Water based disease yaitu penyakit
yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu
(host) perantara atau agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di
dalam tubuh vektor atau sebagai Intermediate
host yang hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.
Schistosomiasis merupakan salah satu
penyakit infeksi parasit pada manusia yang menyebab luas di dunia. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan schistosomiasis menempati 40% dari
keseluruhan penyakit di daerah tropis. Penyebaran schistosomiasis sangat luas
di daerah tropis maupun subtropis. Diperkirakan penyakit ini menginfeksi
200-300 juta orang pada 79 negara dan sebanyak 600 juta orang mempunyai resiko
terinfeksi. Penyakit ini menyebar dan sangat penting di Cina, Afrika, Amerika
Selatan, dan Asia Tenggara. Di indonesia schistosomiasis pada manusia hanya
ditemukan didaerah dataran tinggi Lembah Napu (desa Wuasa, Maholo, Winowanga,
Alitupu, dan Watumaeta) dan Danau Lindu (desa Anca, Langko, Tomado, dan Puroo),
Sulawesi Tengah yang disebabkan oleh cacing Schistosoma
japanicum dengan induk semang antara Oncomelania
hupensis lindonensis.
Penularan Schistosomiasis terjadi
apabila larva serkaria yang berada dalam air menemukan inang definitif, dengan
kata lain transmisi penyakit Schistosomiasis pada manusia terjadi apabila
manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah mengandung larva serkaria
dari Schistosoma. Telur Schistosoma dikeluarkan melalui feses
manusia (S. mansoni dan S. japanicum) atau urin (S. haematobium). Telur akan menetas di
air dan berubah menjadi larva yang disebut mirasidium yang akan menginfeksi
siput sebagai inang antara. Larva selanjutnya berkembang di dalam tubuh siput
dan dikeluarkan sebagai serkaria. Larva ini dapat berenang dan mampu untuk
menembus ke dalam lapisan kulit inang defenitif. Setelah penetrasi ke dalam kulit,
serkaria mengalami perkembangan dan bermigrasi menuju hati. Setelah itu kembali
bermigrasi melalui pembuluh darah vena menuju usus besar (S. mansoni dan S. japanicum)
atau vesika urinaria (S. haematobium)
dimana di sana cacing akan tumbuh menjadi dewasa, kawin, dan bertelur. Sumber utama
penularan S. haematobium adalah anak
kecil terinfeksi yang buamg air kecil di perairan, sedangkan S. mansoni dan S. japanicum sumber utamanya adalah kontaminasi feses hewan/manusia
yang terbawa air.
Infeksi Schistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum
seperti gejala keracunan, demam, disentri, penurunan berat badan, penurunan
nafsu makan, gejala saraf, kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak.
Sedangkan pada penderita yang sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati
dan limpa serta sirosis hati yang umumnya berakhir dengan kematian.
C.
Water
Washed Disease
Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi
kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Pada mekanisme ini
terdapat tiga cara penularan, yaitu:
1. Infeksi melalui alat pencernaan.
Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan
penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh cara penularan, diantaranya : penyakit infeksi saluran
pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air
(Water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (Water
washed). Contoh penyakit ini adalah
cholera, thypoid dan Dysentry basiller. Berjangkitnya penyakit ini erat
kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan, minum, memasak dan kebersihan
alat-alat makan.
2. Infeksi melalui kulit dan mata. Infeksi
kulit disebabkan oleh bakteri dan jamur sering ditemukan pada penduduk didaerah
iklim tropis seperti Indonesia. Seperti penyakit skabies dan trakhoma.
a. Scabies
adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) mudah menular dari hewan kepada manusia. Meskipun reaksi yang
timbul dari penyakit ini tidak terlalu parah, namun gejala klinik yang
ditimbulkan sangat mengganggu ketenangan penderita. Penularan dari hewan kepada
manusia terjadi melalui kontak langsung (karena kedekatan) bisa juga melalui
media transmisi air, ketika kita sedang memandikan anjing atau hewan yang infektif
saat itu juga air sebagai perantara penularan.
b. Trachoma
(Yunani Kuno: "mata kasar") adalah penyakit mata menular, dan
penyebab utama kebutaan menular di dunia. Secara global, 84 juta orang
menderita infeksi aktif dan hampir 8 juta orang tunanetra sebagai akibat dari
penyakit ini. Secara global hasil penyakit ini dalam cacat cukup. Bakteri ini
memiliki masa inkubasi dari 5 sampai 12 hari, setelah itu pengalaman individu
yang terkena gejala konjungtivitis, atau iritasi mirip dengan "mata merah
muda." Membutakan hasil trachoma endemik dari beberapa episode reinfeksi
yang mempertahankan peradangan intens dalam konjungtiva. Tanpa reinfeksi,
peradangan secara bertahap akan mereda. Membutakan trachoma endemik terjadi di
daerah dengan kebersihan pribadi dan keluarga miskin. Banyak faktor yang tidak
langsung terkait dengan keberadaan trachoma termasuk kekurangan air, tidak
adanya jamban atau toilet, kemiskinan secara umum, lalat, dekat dengan sapi,
berkerumun dan sebagainya. Namun, jalur akhir yang umum tampaknya kehadiran
wajah kotor pada anak-anak yang memfasilitasi pertukaran sering debit mata
terinfeksi dari wajah satu anak yang lain. Transmisi yang paling trachoma
terjadi dalam keluarga.
D.
Water
Related Insect Vector
Water Related Insect Vector
adalah Jenis penyakit yang ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang
biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue, malaria, demam kuning (yellow
fever).
Insekta demikian disebut sebagai vektor penyakit. Beberapa penyakit yang
disebarkan vektor penyakit diantaranya antara lain:
1. Filariasis,
dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah atau Elephantiasis. Penyebabnya adalah cacing bulat yang kecil, disebut Filaria. Sebagai pembawa atau vektor
penyakit ini adalah nyamuk jenis Culex
fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan menjadi Reservoir cacing Filaria. Larva cacing Filaria
akan menuju ke peredaran darah periferi pada malam hari sehingga kalau
penderita digigit nyamuk, maka nyamuk tersebut akan membawa larva Filaria atau Mikrofilaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan memindahkan mikrofilaria kepada korban baru.
Selanjutnya mikrofilaria tersebut
akan mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik dan
menjadi dewasa. Filaria ini dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan saluran limfatik sehingga mengakibatkan
cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya sehingga kemudian terjadi
pembengkakan yang semakin lama semakin membesar dan mengeras.
2. Penyakit
Demam berdarah disebut juga Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) karena disertai gejala demamdan pendarahan.
Penyakit ini terus menyebar diantara masyarakat melalui vektor berupa nyamuk Aedes aegypti betina yang infektif virus
Dengue. Nyamuk ini suka bersarang di
air yang bersih.
Cara pencegahan penularan penyakit melalui
media air atau makanan dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. Penyakit infeksi
melalui saluran pencernaan, dapat dilakukan dengan cara Sanitation Barrier
yaitu memutus rantai penularan, seperti menyediakan air bersih, menutup makanan
agar tidak terkontaminasi oleh debu dan lalat, buang air besar dan membuang
sampah tidak di sembarang tempat.
b. Penyakit infeksi
yang ditularkan melalui kulit dan mata, dapat dicegah dengan higiene personal
yang baik dan tidak memakai peralatan orang lain seperti sapu tangan, handuk
dan lainnya, secara sembarangan.
c. Penyakit infeksi
lain yang berhubungan dengan air melalui vektor seperti malaria dan demam
berdarah dengue (DBD) dapat dicegah dengan pengendalian vektor.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penggunaan
air yang tidak memenuhi persyaratan
dapat menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan (Ricki. M. Mulia, 2005).
Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular (PM) maupun penyakit
tidak menular (PTM). Seperti Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara
langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases) contohnya cholera, thypus, dysentri, diare,
dan hepatitis, penyakit
yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu
(host) perantara (water based disease)
atau agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vektor atau sebagai Intermediate host yang
hidup di dalam air, misalnya Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis. Kurangnya air
untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat
terutama alat dapur dan alat makan (water
washed disease). Penularan melalui
gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis, dengue,
malaria, demam kuning (yellow fever) (water
related insect vector).
B. Saran
1. Makalah ini dibuat agar kita dapat memahami pentingnya masalh
air dalam kehidupan kita.
2. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan
penggunaan air, kualitas badan air harus tetap dijaga sesuai dengan baku mutu
air.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar
Patricia, Water Washed Disease, Bandung:
2012.
Chandra
Budiman, Pengantar Kesehatan Lingkungan,
Jakarta: EGC, 2006
Farida
Nur, Me and Global Environment,
Jakarta: Kompas Gramedia Building, 2007.
Mulia.
Ricki M, Kesehatan Lingkungan, Jakarta:
UIEU-University Press, 2005
News-medical.net/health/What-is-Trachoma-Indonesian.
Nulianitia.blogspot.com/penyakit-infeksi.html, 2013.
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22139/4/Chapter20II
Slamet,
Juli S. Kesehatan Lingkungan, Jogjakarta:
Gajah Mada University Press, 2002.
Soeharsono,
ZOONOSIS Penyakit Menular dari Hewan ke
Manusia, Jogjakarta: Kanisius, 2002.
Wicaksono
Ardilssunu, Schistosomiasis, Bogor:
Institut Pertanian Bogor, 2010.